Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menjadi Prioritas
May 2, 2013 dibaca 151 kali
JAKARTA. Alokasi anggaran satuan kerja Direktorat P2TK PAUDNI
tahun 2013 sebesar Rp.844.678.792 miliar, dan 93,22 persennya untuk
peningkatan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan. Tahun ini,
penyalurannya langsung dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (Ditjen PAUDNI).
Hal itu dikatakan Dirjen PAUDNI Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi,
Psikolog, ketika membuka acara Sosialisasi dan Koordinasi Program
Pembinaan PTK PAUDNI Tingkat Nasional di Bandung, Senin (29/4).
Menurut Dirjen, jika pada tahun 2012 lalu tunjangan guru TK bukan
PNS, penilik, Tenaga Lapangan Dikmas (TLD), dan Fasilitator Desa
Intensif (FDI) dibayarkan Dinas Pendidikan Provinsi melalui dana
dekonsentrasi, maka tahun ini seauai Keputusan Raker Komisi X DPR RI 14
Desember 2012, tunjangan ini langsung diberikan Ditjen PAUDNI.
Dengan anggaran sebesar itu dan dipusatkannya dana dekon, maka kata
kuncinya adalah Koordinasi dan sinergi. “Sinergi mempunyai makna
terhimpunnya energi menjadi satu. Energi teman-teman di Direktorat P2TK
PAUDNI dengan energy teman-teman di kabupaten kota serta provinsi
terhimpun menjadi satu kesatuan, dan harus diingat, kita punya waktu
hanya tujuh bulan efektif untuk menyelesaikan semua kegiatan,”
tambahnya.
Untuk itu, Dirjen PAUDNI berharap semua kepala bidang agar bisa
membaca, memahami betul semua petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan
yang diperlukan untuk pembayaran tunjangan insentif tersebut. “Pastikan
saudara telah memiliki semua data yang akurat sehingga tidak akan ada
kekeliruan dalam pencairan karena akan bisa merepotkan kita semua di
kemudian hari,” paparnya.
Keberhasilan kerja di daerah masing-masing, tambah Reni
Akbar-Hawadi—sapaan akrab Dirjen PAUDNI—mencerminkan kerja baik sebagai
satu tim. Dengan data yang tersedia dan sahih, maka uruan penyaluran
tunjangan yang dilakukan pusat menjadi lancar.
“Saya mengharapkan kelancaran penyaluran tunjangan ini berlangsung terus ke depan dan saya yakin kita bisa, asal kita mau move on
ke arah yang baik. Niatkan setiap kali kita bekerja untuk bekerja
sebaik mungkin dan tuntas sesuai kewajiban yang diberikan atasan,”
jelasnya.
Layanan prima
Sebagai abdi negara, kata Dirjen PAUDNI, sepatutnya pegawai negara
memiliki komitmen untuk memberikan layanan prima pada masyarakat semua.
Sesungguhnya kita bekerja tidak perlu diawasi. Yang perlu mengawasi
cukup dari diri sendiri berdasarkan standar terbaik sesuai dengan hati
nurani.
“Apakah kita sudah bekerja dengan sungguh-sungguh? Jawabannya bisa
dilihat dari tercapai tidaknya target awal yang kita susun dan juga
tingkat kepuasan pelanggan. Dalam hal ini kalau semua guru yang kita
targetkan terbayar dan diberikan tepat pada waktu yang dijanjikan, maka
sudah dipastikan kita dan guru akan sama-sama puas,” kata Dirjen PAUDNI
peserta.
Sebaliknya, tambah Dirjen PAUDNI lagi, walaupun pada akhirnya
tunjangan guru tersalurkan namun pada waktunya, maka yang muncul
ketidakpuasan baik dari orang lain maupun dari diri sendiri. (Sugito/HK) sumber : http://www.paudni.kemdikbud.go.id/dirjen-paudni-anggarannya-untuk-kesejahteraan-guru/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar